Kendari – Kala pedagang di kawasan eks MTQ Kendari, berjuang mencari keadilan di Kantor DPRD Kota, akankah harapan mereka pupus entah diberi solusi oleh pemerintah.
Lapak sejumlah pedagang di kawasan eks MTQ Kendari terancam digusur, salah satu pedagang yang tak ingin di sebut namanya mengatakan, dirinya menggantungkan hidupnya hanya dengan berjualan kopi dan mie instan di kawasan MTQ tersebut.
“Kita habis libur jualan saat Lebaran, malah dipasang plang dan surat untuk membongkar lapak. Padahal saya bergantung hidup hanya berjualan kopi dan mie,”kesalnya.
Sambil menangis, pedagang ini mengaku bahwa dirinya berjualan di kawasan Eks MTQ untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Saya hanya meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari untuk lebih memperhatikan pengembangan pelaku UMKM dibanding melakukan penggusuran lapak mereka,” harapnya.
Sementara itu, penanggung jawab Asosiasi Pedagang Tugu Religi eks MTQ Kota Kendari, Adi Yanto Saputra mengatakan, berbicara terkait ekonomi kerakyatan bila direlokasi dan dipindahkan itu tidak akan efektif.
“Saat ini UMKM sudah berkumpul, ini kok mau dibubarkan lagi,” katanya.
Adi menambahkan, bila pihak Pemkot bersikukuh untuk tetap melakukan pembongkaran dan merelokasi tempat itu maka kurang lebih 600 orang yang menggantungkan hidupnya berdagang akan kehilangan mata pencahariannya.
“Banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya dengan mencari uang dari berdagang di sana,” tambahnya.
Dia juga membeberkan pihaknya siap melakukan kolaborasi untuk membangun kawasan MTQ dapat lebih cantik.
“Kita siap jika di suruh bayar retribusi untuk biaya pemeliharaan,” beber Adi.
Maka pihaknya menuntut agar Pemkot Kendari membuat Perda terkait kawasan MTQ sebagai kawasan kuliner, serta menolak rencana aksi relokasi yang tidak presentatif atau kurang menarik.
Selain itu kata Adi, pihaknya juga mendukung pemerintah untuk melakukan penataan kawasan MTQ Kota Kendari secara paralel.
“Kami mohon jangan ada dulu penggusuran dan pemutusan listrik di kawasan MTQ Kota Kendari,” pintanya.
Tidak ada komentar